BorneoFlash.com, SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), H Rudy Mas’ud yang akrab disapa Harum, memberikan perhatian serius terhadap pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) di Benua Etam.
Salah satu fokus utamanya adalah Kampung Tenun di Samarinda Seberang, yang dikenal luas sebagai sentra penghasil Sarung Samarinda.
“Saya menginstruksikan agar pembinaan di Kampung Tenun terus ditingkatkan. Sarung Samarinda merupakan identitas khas Kalimantan Timur, khususnya Samarinda, dan harus kita dorong agar mampu menembus pasar internasional,” tegas Gubernur Harum.
Ia menjelaskan bahwa pembinaan yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas produk tanpa menghilangkan nilai tradisional dari proses pembuatan menggunakan alat tenun gedokan.
Dengan kualitas yang terjaga, Sarung Samarinda diharapkan menjadi cendera mata kebanggaan bagi tamu nasional maupun mancanegara.
“Apabila kualitas produk terjaga, berapa pun jumlah produksinya akan kita serap. Saya menginginkan setiap tamu yang berkunjung ke Kalimantan Timur membawa pulang Sarung Samarinda sebagai oleh-oleh,” ujarnya.
Selain Kampung Tenun, Gubernur Harum juga menyoroti potensi pariwisata lain di Kalimantan Timur yang dinilai memiliki daya tarik tinggi selain destinasi utama seperti Pulau Derawan, Maratua, dan Kakaban.
Ia mendorong pengembangan destinasi ekowisata seperti Batu Dinding dan jeram Mahakam Ulu, kawasan karst Mangkalihat di Kutai Timur dan Berau, serta situs budaya Kesultanan Kutai Kartanegara, Sambaliung, Gunung Tabur, dan Sadurengas di Paser.
“Yang perlu kita benahi adalah infrastruktur transportasi darat, air, dan udara, ketersediaan sinyal telekomunikasi, akomodasi, serta fasilitas umum lainnya. Selain itu, kita harus menyiapkan sumber daya manusia yang profesional, ramah, dan komunikatif untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan,” jelas Harum.
Ia menambahkan bahwa potensi pariwisata Kaltim harus dikemas dalam bentuk paket wisata lintas daerah, seperti Bali–Jawa Timur–Kalimantan Timur, dengan mengoptimalkan keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai salah satu daya tarik utama.
“Kita memiliki banyak produk wisata. Tantangan kita adalah bagaimana memasarkan keunggulan tersebut dan membangun pasar yang tepat,” pungkasnya.