“Hanya sekitar 20 persen yang benar-benar siap bekerja tanpa hambatan kesehatan,” ungkapnya.
Kondisi ini, lanjut Safa, berdampak langsung pada rendahnya serapan tenaga kerja di sektor industri. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan kesehatan masyarakat.
“Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi masalah ini,” tandasnya.
Ia menambahkan, peningkatan kualitas SDM telah menjadi salah satu program prioritas Pemkot Bontang melalui program Bontang Berbenah, khususnya dalam penyediaan beasiswa pendidikan dan layanan kesehatan.
Angkatan Kerja Capai 93.930, Bontang Catat Penurunan TPT Tertinggi di Kaltim
Hingga Desember 2024, jumlah angkatan kerja di Kota Bontang tercatat mencapai 93.930 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berada pada angka 7 persen. Meski demikian, Bontang tercatat sebagai daerah dengan capaian terbaik dalam menurunkan TPT di Provinsi Kalimantan Timur.
Data Disnaker menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024 terdapat 1.307 pencari kerja yang terdaftar melalui layanan Disnaker. Sebanyak 71 lowongan kerja dibuka oleh perusahaan, dengan 557 penempatan kerja berhasil dilakukan. Selain itu, 23 orang mengikuti pelatihan keterampilan kerja.
Dari total pencari kerja, mayoritas merupakan lulusan SMA/sederajat sebanyak 1.065 orang, diikuti lulusan D3 sebanyak 95 orang, dan lulusan S1 sebanyak 83 orang.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Perlu campur tangan semua pihak untuk memperluas akses kerja bagi masyarakat,” pungkas Safa. (*)