BorneoFlash.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2025 tercatat 105,99, turun dari 106,90 pada Desember 2024. Penurunan ini menunjukkan deflasi bulanan sebesar 0,76%.
Inflasi tahunan tercatat 0,76%. Deflasi terbesar berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang turun 9,16%. Diskon tarif listrik 50% memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi tersebut.
Inflasi tahunan terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan dan tembakau, seperti minyak goreng, sigaret, cabai, dan bahan pokok lainnya.
Meskipun harga pangan turun pada Januari, beberapa komoditas, seperti cabai rawit, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya, diperkirakan akan terus meningkat menjelang Idulfitri.
Kelangkaan LPG 3 kilogram juga menjadi masalah bagi pengusaha warteg, meskipun Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa kelangkaan ini terjadi karena transisi penjualan ke pangkalan resmi Pertamina, bukan karena kelangkaan barang. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada pembatasan kuota LPG dan impor tetap berjalan sesuai rencana.
Pemerintah, melalui Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio N Kacaribu, menegaskan komitmennya untuk menjaga inflasi tetap terkendali, meningkatkan produksi pangan, dan memperkuat cadangan pangan guna menjaga ketahanan pangan dan daya beli masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri. (*)