Lebih lanjut Hayono mengatakan inorga bagiKORMI adalah ujung tombaknya olahraga masyarakat, bukan KORMI. KORMI adalah wadah berhimpun untuk membantu inorga memperkuat dirinya. Oleh karena itu, Inorga diharapkan dari waktu ke waktu semakin baik, dari saat ke saat manajemen semakin meningkat.
Sebagai ujung tombak, inorga harus bisa sampai ke tingkat desa,memanfaatkan moment The Association For International Sport for All (TAFISA) World Walking Day, TAFISA Southeast Asian Forum (TSAF) untuk menambah wawasan secara internasional dan berdampak lokal sampai ke desa.
“Nanti kita akan menerima masukan dari TAFISA yang akan memberikan wawasan dan memahami bagaimana pentingnya olahraga masyarakat dengan penguatan-penguatan secara legalitas dari negara, kita berbenah diri memperkuat manajemen organisasi. Kenapa itu perlu, karena kita punya obsesi yang namanya Indonesia maju 2045,” terangnya.
Ketika membicarakan Indonesia maju, maka tidak bisa hanya bergantung kepada Sumber Daya Alam (SDA), karena banyak negara di dunia maju bukan karena SDA yang unggul tetapi SDM yang unggul. “Kita harus menjadi SDM unggul, karena tanpa itu percayalah indonesia maju tidak terwujud,” ungkapnya.
Asisten Deputi Olahraga Masyarakat Kemenpora, Suyadi Prawiro, mengapresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada KORMI Nasional yang telah mengadakan tiga event secara berangkai.
Suyadi mengatakan bahwa Indonesia memimpikan, mengarah dengan tujuan Indonesia emas atau Indonesia sehat 2045.
“Tidak lama lagi kita akan sampai di 2045 dan kita masih menghadapi sedemikian banyak isu persoalan yang tentu saja kita tidak bisa selesaikan sendirian, nggak ada pemerintah yang bisa menyelesaikan sendiri, baik pemerintah pusat, daerah dan kabupaten kota atau siapapun, harus dilakukan dikerjakan secara kolaboratif,” jelasnya.