Selain itu, pelatihan pemanfaatan tali bekas untuk dijadikan kerajinan telah diberikan kepada 18 penerima manfaat, sementara 20 anggota kelompok lainnya telah mendapat pelatihan dalam penggunaan teknologi Barotech.
Program ini juga didukung Local Hero Sahabuddin, yang turut menekankan pentingnya menjaga lingkungan dari pencemaran laut akibat limbah.
“Kita harus memastikan limbah tali kapal ini tidak dibuang ke laut. Kami bahkan sudah berhasil mereplikasi program ini hingga ke Sulawesi Barat,” kata Sahabuddin, yang aktif dalam inisiatif tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kutai Kartanegara Arianto S.Sos, M.Si, turut menyampaikan dukungannya terhadap program ini.
“Program Balanipa adalah yang pertama dan satu-satunya inisiatif pemanfaatan tali bekas kapal menjadi rumpon di Kabupaten Kutai Kartanegara,” katanya.
Ia juga menambahkan, “Program ini sangat bermanfaat karena dapat membantu mengurangi kemiskinan melalui dampak langsung yang dirasakan oleh anggota kelompok. Terima kasih kepada PHSS atas bimbingannya, semoga manfaatnya terus berlanjut.”
Dengan adanya kolaborasi antara masyarakat, UMKM, PHSS serta pemerintah, program Balanipa diharapkan terus berkembang, memberikan dampak positif bagi pelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat secara berkelanjutan melalui kemampuan pemasaran serta teknologi hingga mencapai kemandirian. (*)