PT PHKT Dukung Pemberdayaan Wanita, Manfaatkan Limbah Sabut Kelapa di Penajam Paser Utara

oleh -
Editor: Ardiansyah
Produk utama dari sabut kelapa adalah cocopeat dan cocofiber yang dapat diolah menjadi beragam produk pupuk organik dari cocopeat, pot media tanam anggrek, cocomesh, cocoblock, coco matras, kerajinan topi, kerajinan sepatu, gantungan kunci, tempat ATK, tempat tisu, dan lampu tidur. Foto: HO/PHKT
Produk utama dari sabut kelapa adalah cocopeat dan cocofiber yang dapat diolah menjadi beragam produk pupuk organik dari cocopeat, pot media tanam anggrek, cocomesh, cocoblock, coco matras, kerajinan topi, kerajinan sepatu, gantungan kunci, tempat ATK, tempat tisu, dan lampu tidur. Foto: HO/PHKT

BorneoFlash.com, PENAJAM – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) terus mengembangkan beragam program pemberdayaan masyarakat (PPM/CSR) di wilayah operasi kerjanya. 

 

Berkolaborasi dengan ibu-ibu dari koperasi Kriya Inovasi Mandara (KIM) sebagai mitra binaan CSR, PHKT menjalankan Program PUSAKA (Pemanfaatan Ulang Sabut Kelapa), yaitu membuat kriya limbah sabut kelapa di Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). 

 

Dalam Program PUSAKA, perusahaan dan koperasi melihat potensi pengembangan sabut kelapa sebagai solusi atas persoalan limbah kelapa yang berlimpah untuk diolah menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti pupuk organik hingga kerajinan.

 

Head of CRC Zona 10 Dharma Saputra menjelaskan bahwa kecamatan Penajam memiliki luasan tanaman kelapa yang terbesar di Kabupaten PPU. 

 

“Pengolahan sabut kelapa di program PUSAKA merupakan wujud inovasi sosial dan lingkungan yang dapat memberikan dampak signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat, serta mengurangi dampak lingkungan berupa pengurangan emisi dan limbah,” jelas Dharma. 

PHKT terus mengembangkan beragam program pemberdayaan masyarakat (PPM/CSR) di wilayah operasi kerjanya. Foto: HO/PHKT
PHKT terus mengembangkan beragam program pemberdayaan masyarakat (PPM/CSR) di wilayah operasi kerjanya. Foto: HO/PHKT

Menurutnya, memiliki limbah sabut kelapa  yang besar berarti juga memiliki potensi risiko kebakaran karena limbah ini mudah terbakar dan juga potensi untuk meningkatkan nilai limbah. 

 

“Oleh karena itu, program ini merupakan upaya untuk melakukan pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi produk turunan serta bekerja sama dengan KIM untuk membentuk learning center dan pemberdayaan kelompok perempuan melalui pelatihan variasi produk kriya sabut kelapa,” ujarnya. 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.