Dampak IKN Kendaraan Bermotor di Kaltim Meningkat 100%

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Simpang 4 Tengkawang yang menjadi salah satu kawasan lalu lintas padat di Kota Samarinda. Bapenda Kaltim sebut jumlah kendaraan meningkat signifikan sejak Ada IKN, tambah 24 ribu setiap bulannya.
Simpang 4 Tengkawang yang menjadi salah satu kawasan lalu lintas padat di Kota Samarinda. Bapenda Kaltim sebut jumlah kendaraan meningkat signifikan sejak Ada IKN, tambah 24 ribu setiap bulannya.

BorneoFlash.com, SAMARINDA – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi  Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah kendaraan bermotor baru sepanjang tahun 2024.

 

Kepala Bapenda Kaltim, Ismiati, menyatakan bahwa penambahan kendaraan baru meningkat 100 persen akibat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). “Penduduk telah mencapai lebih dari 4 juta, dengan kendaraan bermotor sebanyak 3,2 juta unit,” ungkapnya pada Minggu (29/9/2024).

 

Kalimantan Timur juga mencatat surplus dalam penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) akibat tingginya penambahan kendaraan baru pada tahun 2024.

 

“Capaian kami sudah mencapai 71 persen dari target Rp 1,5 triliun. Jadi, memang ada surplus,” ungkapnya.

 

Ia menambahkan bahwa perbaikan ekonomi masyarakat, terutama sejak kehadiran IKN, turut mendukung peningkatan ini.

 

“Dulu setiap bulan kami hanya mencatat sekitar 12 ribu kendaraan baru. Sekarang jumlahnya mencapai 24 ribu kendaraan baru per bulan, terutama berkat kehadiran IKN,” lanjutnya.

 

Masyarakat mulai merasakan dampak dari lonjakan jumlah kendaraan baru, terutama di kota-kota besar seperti Balikpapan dan Samarinda, yang mulai mengalami kemacetan.

 

“Selain banyak kendaraan baru, plat nomor dari luar daerah juga semakin banyak terlihat di sini (Samarinda),” komentar Yolinda (31).

 

Sebelumnya, karyawan apotek di kawasan Sungai Karang Mumus (SKM) ini hanya membutuhkan 25 menit untuk mencapai Samarinda Seberang.

 

“Saat ini bisa sampai 40 menit, terutama jika melewati kawasan Simpang Air Putih dan sepanjang tepian Mahakam saat jam pulang kerja, pasti padat dan macet,” katanya.

 

Alfrida (31), warga setempat, juga mengakui bahwa keberadaan IKN sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun, ia berharap pemerintah dapat menemukan solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan yang kian parah dalam 5-10 tahun ke depan.

Baca Juga :  Bupati Paser Siap Ikuti 3 Fokus Utama Pengarahan Presiden, Sosialisasi akan Terus Dilakukan 

 

“Tinggikan saja pajak kendaraan supaya jumlah kendaraan tidak terus bertambah. Maksimalkan juga transportasi umum. Selain itu, ini bisa jadi langkah untuk mengurangi polusi,” usul karyawan pertambangan ini. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.