Banyak Dicari namun Sulit Ditemui, DLH Paser Tanam 250 Pohon Ulin di Konservasi Tahura Lati Petangis

by -
Editor: Ardiansyah
DLH Paser kini bekerjasama dengan komunitas Untuk Bhumi Indonesia (Yayasan Earth Devotion Borneo) melakukan konservasi pohon ulin yang dimulai pada 21 Juli lalu. Foto: BorneoFlash/IST
DLH Paser kini bekerjasama dengan komunitas Untuk Bhumi Indonesia (Yayasan Earth Devotion Borneo) melakukan konservasi pohon ulin yang dimulai pada 21 Juli lalu. Foto: BorneoFlash/IST

BorneoFlash.com, TANA PASER – Kayu ulin adalah salah satu kayu yang berasal dari pohon yang cukup terkenal di hutan Kalimantan Timur (Kaltim). Memiliki ciri yang keras dan kuat, berwarna gelap, dan tahan terhadap air laut, hingga tidak sedikit orang menyebutnya kayu besi. 

 

Kini, ulin cukup sulit ditemui, memiliki banyak manfaat, pohon ulin pun diminati dan menjadi incaran masyarakat meskipun dengan harga yang tinggi. Kelangkaan tersebut menjadi perhatian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser

 

Bekerjasama dengan komunitas Untuk Bhumi Indonesia (Yayasan Earth Devotion Borneo), DLH Paser kini melakukan konservasi pohon ulin yang dimulai pada 21 Juli lalu. 

 

Konservasi atau pelestarian adalah tindakan pemeliharaan dan perlindungan secara teratur untuk mencegah sesuatu dari perubahan atau kerusakan.

 

Penanaman ulin ini bertempat di kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. 

 

Kepala Bidang Pengelolaan Tahura DLH Paser, Syarifuddin mengatakan bahwa kerjasama dengan komunitas itu sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2019. 

 

“Ada sekitar 250 pohon yang sudah ditanam, untuk menanam pohon ulin ini juga memang lebih susah, selain lama juga butuh perawatan dan naungan,” kata Syarifuddin, Senin (22/7/2024). 

 

Untuk menjaga alam dan lingkungan, tentu Pemkab Paser sangat mendukung kegiatan yang diinisiasi oleh komunitas tersebut. 

 

Penanaman ini sekaligus memperkenalkan manfaat dari pohon ulin kepada para mahasiswa yang juga turut terlibat. 

 

“Kami pengelola Tahura Lati Petangis berharap bahwa kegiatan ini dapat terus dilanjutkan, untuk menjaga dan melestarikan pohon ulin yang kian berkurang,” ucap pria yang disapa Udin ini. 

Baca Juga :  Dispora Kubar Susun Program Perkenalkan Oltrad Sejak Usia Dini

 

Ditempat terpisah, Managing Director Untuk Bhumi Indonesia, Zahra Maryam Ashri mengatakan bahwa penanaman pohon ulin ini merupakan upaya dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) untuk kelestariannya. 

 

“Kami memilih pohon ulin karena kelangkaannya, semoga kegiatan ini dapat memotivasi masyarakat akan pentingnya melestarikan alam dan tidak menutup kemungkinan kegiatan serupa akan kembali kami laksanakan,” katanya. (*/Adv)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.