Sementara itu perwakilan dari SKK Migas Kalsul, Nindya Puspaningtyas, mengatakan bahwa keamanan dan keselamatan merupakan aspek yang sangat penting dan prioritas dalam industri hulu migas.
”Kondisi yang aman dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi kelancaran industri hulu migas sehingga mendukung ketahanan dan ketersediaan energi nasional,” ucapnya.
Kondisi yang aman, lanjut Nindya, memungkinkan industri hulu migas terus memberikan manfaat berganda (multiplier effect) bagi daerah seperti konservasi lingkungan, pembangunan, program kesehatan, peningkatan SDM/ pemberdayaan masyarakat dan sebagainya.
Peserta sosialisasi juga mendengarkan pemaparan dari Kasubdit Kawasan Tertentu (Waster) Ditpamobvit, AKBP Fauzi Ahmad, tentang Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) sebagai aspek legalitas dalam pengamanan Obvitnas dan Obster. Penerapan SMP, yang sejalan dengan Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 2007, bertujuan agar perusahaan-perusahaan mampu mengantisipasi, mendeteksi, dan menghadapi berbagai Ancaman Gangguan Hambatan dan Tantangan (AGHT).
Dalam kegiatan ini, Kepala Seksi Penjagaan, Patroli, dan Penyidikan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Balikpapan, I Komang Budiawan, menambahkan bahwa sosialisasi ini merupakan salah satu cara PHKT untuk menjaga keselamatan dan keamanan area operasi serta melindungi lingkungan dan masyarakat.
“Sosialisasi ini diharapkan membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan, bahwa dalam kinerjanya PHKT selalu mengedepankan aspek Health, Safety, Security, and Environment atau HSSE,” katanya. (*)