BorneoFlash.com, JAKARTA – Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) merupakan kabupaten termuda di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), telah menjadi salah satu dari 99 kabupaten/kota di Indonesia yang dinyatakan bebas Frambusia.
Hal ini ditandai dengan penerimaan penghargaan berupa sertifikat bebas Frambusia dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam momen peringatan Hari Neglected Tropical Diseases (NTDs) Sedunia 2024 bertempat di Puri Agung Convention, Rabu 6 Maret 2024.
Penyerahan sertifikat bebas Frambusia yang diberikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ini diterima langsung Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, dilanjutkan dengan pembacaan komitmen bersama pembebasan dan mempertahankan status bebas Frambusia 99 Bupati/Walikota.
Turut menyertai Sekretaris Daerah Stephanus Madang, dan Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Petronela Tugan.
Kabupaten Mahulu menerima penghargaan sebagai kabupaten yang dinilai mampu bebas dari penyakit Frambusia berdasarkan hasil surveilans Frambusia selama kurun waktu 6 bulan berturut-turut tidak ditemukannya kasus dan surveilans Frambusia melalui survei serologi selama kurun waktu 3 tahun berturut-turut setelah dilakukan pengobatan atau Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM) Frambusia.
Penyakit Frambusia sendiri merupakan infeksi bakteri jangka panjang (kronis) yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue atau biasa dikenal dengan Patek.
Pada kesempatan tersebut Bupati Bonifasius mengatakan bahwa penghargaan ini sebagai wujud keseriusan Pemkab Mahulu dalam melakukan pencegahan dan pengendalian frambusia di Mahulu.
“Melalui penghargaan ini, sebagai bentuk apresiasi kita dengan tetap menjaga kesehatan, lingkungan, melakukan pencegahan dan mengantisipasi penularan terutama 5 penyakit tropis terabaikan,” kata Bupati.
Dikatakannya lebih lanjut, Pemkab Mahulu telah melakukan berbagai upaya agar pencegahan dan pengendalian kasus penyakit frambusia dapat berjalan optimal. Untuk mempertahankan status bebas frambusia, pemerintah terus meningkatkan pelayanan kesehatan.
“Pelayanan kesehatan untuk masyarakat Mahulu terus kita tingkatkan, mulai dari infrastruktur pelayanan kesehatan, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan, pemenuhan tenaga kesehatan/nakes, selain itu juga memberi penyuluhan kepada masyarakat terkait pencegahan penyakit tropis terabaikan ini,” kata Bupati.
Bupati juga berpesan, bahwa sejalan dengan yang disampaikan Menteri Kesehatan RI bahwa ada 5 penyakit NDTs yang menjadi prioritas antara lain filariasis, cacingan, schistosomiasis, kusta, dan frambusia di Indonesia.
Untuk itu pemerintah bersama DP2KB terus berperan aktif melaksanakan program pencegahan serta aktif mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat.
“Hal-hal yang disampaikan oleh Bapak Menteri menjadi acuan tindakan yang harus kita lakukan, di inisiasi dan komandani oleh pemerintah daerah, saya berharap kepada Dinas Kesehatan Mahulu untuk melaksanakan apa yang menjadi arahan oleh Menteri Kesehatan menjadi langkah kita kedepan mulai dari program pencegahan hingga pengendalian,” ucap Bupati.
Adapun upaya yang telah dilakukan oleh Pemkab Mahulu yakni peningkatan kapasitas dan keterampilan petugas kesehatan program pengendalian kusta dan frambusia, skrining melalui surveilans aktif dan pasif penemuan suspek frambusia pada anak dan populasi berisiko tertentu lainnya.
Kemudian pemeriksaan rapid test secara masif pada anak suspek frambusia, gencar melakukan promosi kesehatan melalui berbagai media, termasuk media sosial bekerjasama dengan perangkat daerah terkait dan memanfaatkan media sosial whatsapp group sebagai sarana konsultasi diagnosa dan pengobatan dokter ahli.(Adv/*Prokopim Mahulu)