BorneoFlash.com, SAMARINDA – Himpunan Pemuda Mahakam telah menggelar diskusi publik belum lama ini di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam diskusi itu mengangkat isu soal politik dinasti dengan tema Selamatkan Demokrasi Dari Cengkraman Politik Dinasti, yang digelar di Papie Cafe, Jalan KH Abdurrasyid, Kota Samarinda, Rabu (13/12/2023).
Ada tiga pembicara dalam diskusi publik itu, yaitu Yustinus Sapto Hardjanto selaku Budayawan Kaltim, S. Roy Hendrayanto Dosen Untag Samarinda, dan Ahmad Naelul Abrori Ketua PMII Cabang Samarinda.
Ketiga narasumber itu mengingatkan kepada puluhan audiens yang hadir supaya mencermati isu-isu politik terkini.
Sebagaimana para narasumber mencermati langkah dari Presiden Joko Widodo, yang dalam tanda kutip memberi kemudahan bagi putranya Gibran Rakabuming Raka menjadi Capres di Pemilu 2024 dan dinilai tidak bagus dalam dunia perpolitikan.
Budayawan Kaltim, Yustinus Sapto Hardjanto menilai isu politik dinasti sudah tidak terlalu menjadi perhatian masyarakat yang akhirnya dianggap hal biasa.
“Pada kenyataannya undang-undang kita tidak mengatur soal itu, tetapi kalau melihat dari sisi etis atau kepantasan publik, saya kira kita harus menilai lebih dalam,” terang Yustinus.
Point pentingnya, kontestasi politik tidak hanya sekedar dilihat dalam pelanggaran undang-undang namun juga harus dilihat dari kepantasan publik.
“Menurut hemat saya, Presiden Jokowi tidak menunjukkan itu bahkan terkesan menggunakan kekuasaan untuk meloloskan anaknya,” ungkapnya.
Dalam undang-undang Pemilu, kata Yustinus telah diatur conflict of interest spert calon tidak boleh terikat dengan petahana. Namun nyatanya itu tidak digugat, karena secara konstitusional tidak membatasi soal itu.
Jika ingin meningkatkan mutu demokrasi, imbuh Budayawan Kaltim itu mestinya harus dipastikan kepemimpinan atau pergantian kepemimpinan dilakukan secara reguler atau ada rotasi.
“Sehingga kekuasaan yang akan mengarah buruk atau penyelewengan bisa lebih dikritisi, karena sejatinya orang-orang di lingkaran kekuasaan tidak terikat dengan perkoncoan maupun persaudaraan atau hubungan darah,” tegasnya.