BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Dengan penuh rasa haru, Rusmia menceritakan kisah pilu keluarganya yang harus menjadi peserta langganan rumah sakit karena penyakit yang diderita oleh anak-anak dan suaminya semenjak 6 tahun lalu.
Ditemui tim Jamkesnews saat ia mengurus proses rujukan untuk suaminya di RS Medika Utama Manggar Balikpapan, Ibu berusia 47 tahun ini tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur berkat BPJS Kesehatan yang sangat membantu keluarganya.
“Kalau nggak ada BPJS Kesehatan, mungkin sudah nggak ada anak saya (meninggal). Alhamdulillah banget berkat BPJS Kesehatan ini anak saya, suami saya, semuanya bisa operasi dan cuci darah. Kalau nggak ada BPJS Kesehatan, darimana coba biayanya?,” kata Rusmia dengan air yang menggenang di kelopak matanya.
Rusmia yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga ini memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Ia menyampaikan kisah suaminya yang semenjak 2017 lalu sudah terbaring lemah akibat gagal ginjal yang dideritanya. Syukurnya, saat itu ia telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga suaminya dapat melakukan Tindakan cuci darah atau hemodialisa tanpa diminta iuran biaya.
“Waktu itu suami saya udah nggak bisa bekerja, untuk cuci darah pun harus dibantu sama tetangga agar bisa ke rumah sakit Hardjanto karena itu yang paling dekat. Alhamdulillah cuci darahnya nggak bayar karena pakai BPJS Kesehatan, namun lama-lama ternyata ongkos untuk perjalanan bolak-balik rumah sakitnya juga memberatkan kami, jadi setelah sembilan kali cuci darah, suami saya berhenti nggak mau cuci darah lagi,” ucap Rusmia.
Setelah berhenti cuci darah di 2017 lalu, Rusmi menyampaikan kondisi suaminya yang tak kunjung membaik. Hingga pada awal November di 2023 ini, suaminya dinyatakan harus memasang ring jantung demi keberlangsungan hidupnya. Rusmi pun Kembali mengandalkan BPJS Kesehatan untuk operasi suaminya kali ini. Ia juga menyampaikan pelayanan yang ia rasakan selama keluarganya memanfaatkan program JKN sudah baik. Tak ada kendala yang harus dihadapi sebagai peserta BPJS Kesehatan pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
“Baik mbak pelayanannya, langkahnya juga tidak sulit bagi saya. Dari mulai pendaftaran sampai keluar rumah sakit juga mudah saja mba. Apalagi sekarang sudah tidak seperti dulu, hanya pakai kartu BPJS Kesehatan saja nggak fotocopy yang lain-lain lagi. Makannya selama ini ya tidak ada kendala bagi keluarga saya. Waktu itu juga saat saya tahu anak saya belum punya BPJS Kesehatan, ya langsung dibuatkan saja dan tidak ada kesulitan,” kata Rusmia.