Meskipun, ini memang bukan imunisasi yang wajib, tetapi ini akan dicoba di Balikpapan. Mengingat Balikpapan memang berpotensi kasus DBD selalu naik setiap tahun.
“Jadi menyasarnya ke Sekolah dan penyuntikannya lewat tenaga Puskesmas, tetapi tidak dibuka layanan itu di Puskesmas,” ujar Dio sapaan karibnya.
Pihaknya yang berkunjung untuk memvaksinasi ke sekolah-sekolah, artinya jemput bola dan tentu saja ini harus disosialisasikan terlebih dahulu karena jenis vaksin baru dan perlu mendapat persetujuan dari ke pihak sekolah dan orang tua.
Vaksin yang diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 10 miliar untuk 10 ribu dosis vaksin, diberikan dari APBD Provinsi Kaltim,
“Selanjutnya apakah nanti provinsi akan membantu lagi atau dari APBD kota, karena biasanya memang bantuan dari pusat maupun dari provinsi itu bersifat stimulan. Diharapkan daerah yang meneruskan,” terangnya.
Diketahui, saat ini cuaca lagi ekstrim ini. Banyak daerah yang kekurangan air, sehingga menampung air. “Ini menjadi media perkembangbiakan DBD,” pungkasnya.