“Bentuk melengkung itu sendiri sebenarnya terinspirasi dari liukan akar atau ranting pohon. Biasanya ada di corak-corak Dayak. Motif lainnya yang baru dikembangkan adalah motif batik Balikpapan,” sebutnya.
Tak kalah menarik adalah cara pembuatan Batik Shaho itu sendiri. Proses pembuatannya ternyata tak semudah yang dibayangkan, melainkan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.
Pertama, desain motif klowong atau pelekatan lilin, proses pewarnaan pertama, kemudian fiksasi pertama dengan memberikan cairan agar warna tidak luntur.
Hasil karya Batik Shaho sudah dikenal oleh masyarakat luas, akan tetapi Batik Shaho hanya tersedia di tempat pembuatannya yakni di Batu Ampar atau pada saat mengikuti pameran-pameran.
Bukan hanya memproduksi pakaian saja tetapi juga memproduksi, taplak, sprei, sarung bantal, bahkan sapu tangan.
Disamping itu, Shaho juga menjadi tempat edukasi bagi masyarakat untuk lebih mengenal batik. Sebelum pandemi ada saja sekolah-sekolah berkunjung untuk belajar membatik.
“Kita juga ada mockup batik cap gambar pesawat, pohon, buah. Ya karena kadang anak-anak TK juga belajar di sini,” katanya.
.
Lokasi Batik Shaho sebagai salah satu wadah yang biasa digunakan Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan, untuk menggelar pelatihan.