Memperkenalkan Diplomasi Santri di Negeri Paman Sam

oleh -
Editor: Ardiansyah
Aat Surya Safaat adalah Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Foto: HO.
Aat Surya Safaat adalah Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Foto: HO.

BorneoFlash.com – Pada era ini para santri bersama pejuang kemerdekaan lainnya secara gagah berani terjun ke medan perang melawan kaum penjajah. Pertempuran heroik di Surabaya pada 1945 merupakan peristiwa pertempuran besar yang menjadi saksi heroisme para laskar santri pejuang.

Semangat membara mereka untuk mengusir kekuatan kolonial Belanda yang ingin kembali menduduki Ibu Pertiwi tidak terlepas dari adanya pengaruh Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari dengan fatwanya Hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman).

Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari tanggal 22 Oktober 1945 merupakan momentum sejarah yang sangat penting bagi kaum santri. Di era kekinian momentum bersejarah tersebut diabadikan sebagai sebagai “Hari Santri Nasional” (HSN) yang perayaannya diselenggarakan setiap tanggal 22 Oktober.

“Sebagai bagian dari keluarga santri, Alhamdulillah, saya menyambut baik kehadiran bukuDiplomasi Santri karya seorang diplomat karier sekaligus pemerhati isu kesantrian,” kata Wapres KH Ma’ruf Amin dalam Kata Pengantar pada buku yang ditulis Dr. Arifi Saiman itu.

Menurut mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, sesuai dengan judulnya yang mengandung kata “santri”, buku tersebut  menyuguhkan peristiwa diplomasi yang melibatkan kaum santri sebagai pelaku diplomasi.

Sementara itu politisi Dr. (HC) Zulkifli Hasan yang pernah menjadi Wakil Ketua MPR (kini Menteri Perdagangan) dalam kata pengantarnya di buku itu mengharapkan buku tersebut dapat menjadi a living document yang bermanfaat untuk memberikan update terkait kontribusi kaum santri dalam membantu terwujudnya perdamaian dan ketertiban dunia.

Kemudian, apa kata para tokoh nasional lainnya tentang buku Diplomasi Santri karya Dr. Arifi Saiman itu? Politisi M Hatta Rajasa yang pernah menjadi  Menristek, Menhub, Mensesneg, den Menko Perekonomian menyatakan, selama ini santri sering dianggap berjarak dengan diplomasi.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.