BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Berjalannya program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah memberikan manfaat kepada pesertanya.
Di Provinsi Kalimantan Timur, sampai tahun 2021, jumlah pemanfaatan layanan kesehatannya mencapai 28,6 juta layanan dari total peserta sebanyak 3.759.140 jiwa.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa Program JKN-KIS ini telah banyak dimanfaatkan oleh pesertanya.
Salah satu peserta yang merasakan manfaatnya tersebut ialah Zulfa Nisa Ul Haq, salah seorang mahasiswi yang tinggal di Kota Balikpapan. Selama menjadi peserta JKN-KIS, dirinya beberapa kali mendapatkan pelayanan kesehatan, bahkan untuk orang tuanya pun merasakan manfaatnya juga.
Saat dikunjungi, Zulfa menganggap program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan itu banyak memberikan manfaat kepada pesertanya. Apalagi dalam hal pembiayaan untuk pengobatan, baik itu pengobatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun lanjutan.
“Kalo saya memakai kartu BPJS Kesehatan ini hanya untuk ke dokter di Puskesmas saja, syukurnya tidak pernah sampai dirawat di rumah sakit. Namun orang tua saya terbantu sekali dengan adanya BPJS Kesehatan.
Ayah saya menjalani pengobatan stroke pada waktu itu, syukurnya sekarang sudah sembuh. Untuk biaya pengobatannya saat itu semuanya dijamin BPJS Kesehatan. Jadi, sudah tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk biaya berobat,” ujar Zulfa.
Dirinya juga beranggapan, menjadi peserta JKN-KIS sangatlah penting. Karena setiap orang pastinya tidak akan mengetahui kapan dirinya akan sakit. Maka dari itu, dirinya meyakini Program JKN-KIS ini banyak memberikan manfaat kepada seluruh pesertanya.
“Mungkin banyak juga di luar sana yang berdebat terkait hukum menjadi peserta BPJS Kesehatan ini. Tapi menurut saya, selagi itu banyak manfaatnya dibanding kerugiannya kenapa tidak untuk jadi peserta BPJS Kesehatan. Lagi pula BPJS Kesehatan ini kan gotong royong, saling membantu satu sama lainnya” lanjut Zulfa.
Ia juga berharap BPJS Kesehatan dapat lebih lagi memberikan pelayanan yang baik dan tentunya seluruh pesertanya dapat tertolong dalam hal pembiayaan akses layanan kesehatan. (*)
