BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Penantian para demonstran untuk bertemu Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud akhirnya terpenuhi, Perwakilan supir truk dan mahasiswa diajak Wali Kota Balikpapan untuk bermediasi membahas kelangkaan solar yang terjadi di Balikpapan.
Hasil mediasi bersama, Wali Kota Balikpapan mengatakan jika sudah berkoordinasi dengan Pertamina.
“Saya berharap Pertamina dengan adanya penambahan SPBU di Kilometer 13,” ujarnya.
Walikota Balikpapan mengatakan bahwa, mobil-mobil yang berhak mendapatkan minyak solar subsidi akan dialihkan termasuk mobil-mobil besar sehingga tidak masuk dalam kota.
“Catatan bahwa regulasinya adalah yang berhak mendapat minyak subsidi diluar dari pertambangan dan perkebunan. Tapi kalau muatan mobilmu untuk industri dan pertambangan itu bisa pidana karena mengambil yang bukan haknya,” terangnya.
Terkait kuota solar, Wali Kota Balikpapan akan mengatasinya dengan membuka SPBU kilometer 13, jika memang dibukanya SPBU ini masih tidak mengatasi maka akan ditambah kuota solar. Kebutuhan solar setiap hari 80 ton per hari.
“SPBU nantinya akan dibuka yang tadinya dibuka setelah lebaran, tapi saya minta SPBU ini harus dipercepat. Insyaallah hari sabtu (2/4/2022),” terangnya.
Rahmad menjelaskan, antrean solar akhir-akhir ini begitu panjang dikarenakan harga minyak solar subsidi dan harga minyak industri berbeda jauh. Harga subsidi Rp 5.500,- sedangkan harga industri sekarang Rp 17.000. Hal ini banyak yang memanfaatkan.