BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Sutrisno yang juga merupakan kakek Zahra (5) tahun merasa sangat gembira karena setelah beberapa hari dalam pencarian cucunya tersebut akhirnya bisa ditemukan.
Meski demikian dia katakan, terkait kasus penculikan ini dirinya berharap pelaku bisa segera didapatkan.
“Ingin mengetahui apasih motif sebenarnya, siapa pelaku sebenarnya dibalik ini semua. Kami ingin mengetahui itu semua,” ujarnya Rabu (7/7/2021).
Pada dasarnya pihaknya ingin memberikan tindakan hukum kepada pelaku penculikan tersebut. Jadi supaya memberikan efek jera agar dikemudian hari tidak terjadi lagi hal yang sama.
“Perasaan senang sekali cucu kami ini bisa ditemukan. Tapi kami inginkan proses hukum bisa terus berjalan,” jelasnya.
Selain itu, dirinya juga mengatakan, besar harapan dirinya kepada pihak kepolisian dapat mengungkap kasus tersebut.
“Jadi harapan kami berharap pada pihak kepolisian saat ini agar dapat bisa mengungkap semuanya. Karena memang kami tidak bisa bergerak sendiri, dan ranahnya pihak kepolisian lah yang bisa mengungkap semuanya,” tambahnya.
Meski demikian dia katakan, untuk kondisi cucunya tersebut kondisinya stabil. Dan secara psikis bagus. “Dan kami juga saat ini agak sedikit was-was karena cucunya ini seminggu dalam pengasingan di bawah ke sana tanpa arah dan tujuan,” bebernya.
Dia juga mengatakan Selasa (6/7/2021) kemarin, juga sudah dilakukan pemeriksaan, berkaitan dengan kesehatan, psikis dan lain sebagainya.
“Alhamdulillah kondisinya sehat saja dan stabil, ” paparnya.
Untuk kecurigaan, dia katakan sampai saat ini tidak ada yang dirinya curigai. Hanya memang pada dasarnya dirinya mengharapkan agar kasus ini terungkap.
Apalagi saat pertama kali cucunya di taruh ke masjid ada CCTVnya di situ. Tentu polisi bisa lebih mudah mengungkap kasus ini. Jadi kami juga tidak bisa menduga-duga siapa pelakunya ini. Yang jelas sepenuhnya kami serahkan kepada pihak kepolisian ucapnya lagi.
“Yang jelas kasus yang menimpa cucunya tersebut pihaknya akan tetap kawal. Dan mempercayakan kasus ini kepada pihak kepolisian,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Eko)