Pertamina Hulu Mahakam Kembangkan Inovasi Teknologi HEX Straddle Packer

oleh -
Pertamina Hulu Mahakam Kembangkan teknologi HEX Straddle Packer (High Expansion Straddle Packer) untuk mengatasi masalah produksi air di sumur NB-104, di Lapangan Sisi Nubi. Foto : HO.
Pertamina Hulu Mahakam Kembangkan teknologi HEX Straddle Packer (High Expansion Straddle Packer) untuk mengatasi masalah produksi air di sumur NB-104, di Lapangan Sisi Nubi. Foto : HO.

BorneoFlash.com, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha yang juga merupakan Regional Kalimantan Subholding Upstream, 

kembali mengembangkan inovasi dalam upayanya mempertahankan produksi minyak dan gas bumi dari lapangan-lapangan yang telah mature di WK ini, yakni teknologi HEX Straddle Packer (High Expansion Straddle Packer) untuk mengatasi masalah produksi air di sumur NB-104, di Lapangan Sisi Nubi.

Sebagaimana diketahui, laju produksi air yang berlebih dapat menurunkan produksi migas dari sumur sehingga dibutuhkan cara untuk menutup zona-zona reservoir yang memproduksi air. 

Salah satu tantangan di WK Mahakam adalah situasi dan karakter reservoir di WK Mahakam yang sangat unik dan berbeda-beda, karena lokasinya yang berada di delta Sungai Mahakam, yang dikenal dengan deltaic system. 

Dikarenakan kondisi sumur yang berbeda-beda, pekerjaan menutup zona reservoir ini tidak mudah, misalnya, di sumur NB-104 lokasi reservoir yang memproduksi air berada di bawah zona restriksi, sehingga cara-cara konvensional seperti pemasangan tubing patch tidak mungkin diterapkan.  

Untuk itu, tim Well Intervention PHM berkolaborasi dengan Schlumberger dan Interwell menguji coba teknologi HEX Straddle Packer, yaitu satu teknologi dengan memasang packer yang memiliki dimensi ramping untuk melewati restriksi dan kemudian dengan kemampuan high expansion mengisolasi zona target.

Dengan menggunakan teknologi ini, hasilnya zona air bisa ditutup sesuai target dan zona gas yang ada di bawah zona air tadi bisa kembali diproduksikan. 

Teknologi yang pertama kali diterapkan di Indonesia oleh PHM ini telah sukses dipasang pada April 2021 lalu dengan mode SIMOPS (simultaneous operation) antara Remote operation Well Intervention (WLI) dan Hydraulic Workover Unit (HWU). Kini sumur NB-104  telah dapat berproduksi kembali, tanpa diperlukan aktivitas intervensi yang lebih kompleks lagi. 

Baca Juga :  Dinas Sosial Kutai Barat Gelar FKP untuk Tingkatkan Standar Layanan Publik

“Inovasi teknologi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan di PHM untuk mencari cara dalam meningkatkan produksi migas dengan harapan dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan,” kata Agus Amperianto, General Manager Pertamina SubHolding Upstream Zona 8. 

“Pengembangan berbagai teknologi adalah kunci untuk membuka potensi baru serta terbukti mampu memangkas berbagai biaya operasi,” kata Agus. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.